Minggu, 11 November 2018

Embun Yang Mengering


Embun Yang Mengering

Sejuk kuhirup suasana pagi yang syahdu.
Tetesan embun masih berbekas didalam 
kaca kaca yang kabur,Aku memandang langit yang masih abu abu. 
Suara kokok ayam terdengar riuh. 

Jemariku pun masih beku.
Hangat teh terasa enak. 
Perlahan matahari mengintip.
Embun kala itu kering seketika. 

Dinginnya tak terasa lagi. 
Tubuh yang tergulai kaku. 
Masih terjaga hangatnya kesendirian. 
Tenang,damai dan tentram. 

Dedaunan yang masih basah. 
Kering seketika.
Langit pun perlahan terlihat cerah. 
Birunya masih tersembunyi dibalik awan putih. 

Perlahan matahari malu untuk muncul. 
Jejak bayangan perlahan tersorot.
Arahnya mngikuti matahari. 
Lukisan awan ibarat kau. 
Dan langitnya Aku. 

Kita bagai kanvas yang mewarnai sendiri.
Tanpa kita sadari kitalah yang membuat warna itu,kita bagai cangkir yang penuh tak mengenal kosong. 
Apakah kau sadar? 

-FatriciaPutriLM
Gorontalo, 25 Oktober 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar