Rabu, 31 Juli 2019

"Jelajahi Semesta"-StoryOfDulamayo


"Jelajahi Semesta "

 Suhu tubuh memasuki aliran darahku. 
Bara api yang menerpa malam ini. 
Entah kapan, waktu seperti ini akan terulang. 
Udara semakin menusuk tulangku
Semu mengantarkan kepadaku pada kenangan abadi. 

Suara merdu Aku menatap sekeliling. 
Tanpa atap, kita bernaung disebuah langit gelap 
Malam penuh cerita dengan kepulan Asap. 
Ini bukan hanya sekedar ekspetasi. 

Ekspresi bahagia tanpa beban. 
Gitar dengan nada merdu menjadi penenang.  
Bintang yang hilang,Tak menjadi saksi bisu .
Tawa, canda, semua kita lakukan. 

Menginjak pertama kali kesini, Entah esok,lusa dan seterusnya tak akan terulang.
Petualangan tak berhenti disini. 
Menunggu pagi, adalah rencana kami. 
Mengintip malam,dan berkelana sejauh mungkin. 



Fatricia Putri LM
Dulamayo, 30 Juli 2019



Kamis, 11 Juli 2019

"Terjebak Nostalgia" CHRDays5




Tetap menjelma cahaya di angkasa yang sulit tertampik dan sukar tergapai. Akulah orang yang selalu ada untukmu. Meski hanya sebatas teman. Yakin kau temukanku di garis terdepan. Bertepuk dengan sebelah tangan,biarlah hati ini terpecah belah seperti kaca yang tak dapat utuh kembali. Tetaplah disini walau sekedar sapa,tapi tak mengapa jika kau pergi juga.

Pada hari itu saat kau terlalu rapuh. Pundak siapa yang tersandar?Tangan siapa yang tak melepas?Ku yakin aku. Tapi semua berakhir begitu saja tanpa ada kata pamit,bagai pelangi yang muncul saat setelah hujan dan menghilang tanpa sebab.

Tahu tidak hidup sangat muda jika kita berpaling dari rasa sakit, Kadang "terjebak" membuatku berfikir untuk tetap lurus kedepan dan tidak menoleh,tapi beberapa ide muncul dibenakku untuk ada kesempatan kedua, tapi bagiku kesempatan kedua itu pengecut, datang disaat yang tidak tepat masih saja menyisahkan luka yang berbekas, Sekarang ragaku hancur tiba tiba kau muncul dengan beberapa warna baru dengan dunia barumu. Aneh kau yang merobohkan pondasi kita tapi kau pula yang memperbaiki perlahan. Waraskah? 

Sendu salah satu teman terhangatku dikala kau masih merantau pergi tanpa alasan, datang pula tanpa sebab. Tawa adalah topeng terbaikku dikala semua terlihat baik baik saja, dan disaat itu berkali kali memori kecilku menformat beberapa file kecil tentang kita,Bagai sedang memperbarui aplikasi ku segerakan menformat kenangan itu. Jangan salahkanku sebab wajar aku juga harus bahagia seperti kamu. Setiap orang berhak untuk bahagia bukan! 

"Aku rindu kau yang dulu.

Dan obrolan kecil kita.

Kini bagaikan dua orang asing yang tak saling sapa".

 -Songs fibes~Nadir.

Dan sekarang mungkin sudah seperti angin berlalu, hilang seperti bayangan yang hanya ada saat ada cahaya. Sekarang tak berbekas tapi masih menganga luka yang kau tinggalkan enyahlah sebentar. Ya sudahlah mungkin yang terbaik akan datang bukan hanya pada awal saja tapi akan datang pada akhir. 

Ketika kesetiaan menjadi barang mahal.

Ketika kata maaf terlalu sulit untuk diucap.

Ego siapa yg sedang kita beri makan?.

 Entah, Aku marah bukan berarti tak peduli.

Aku diam bukan berarti tak memerhatikan.

Dan aku hilang bukan berarti tak ingin dicari.

Kau pernah menjadi pusat semestaku.

Segalanya kuberikan,Sekarang kita hanya dua orang asing. Dengan sejuta kenangan.

-Songs Fibes-Garis Waktu

Dalam kedua lagunya fibes, seperti kisah pada umumnya lagi pdkt,sayang sayangan, care, pura2 jadi teman dan entahlah topeng apa yang dipakai tiba tiba saja hilang, mereka seperi tak menyadari itu. Pada akhirnya yang berpetualang akan lelah mengejar sesuatu yang tak perlu dikejar ,Dan berhenti pada satu titik yang membuat mereka betah dan tak lagi berlari melainkan menetap.

Emosi memang selalu menggambarkan hal baik, tapi dalam hal baik apa dulu? Jika hal positif maka biarlah mengalir, jika negatif maka jauhilah.  Nostalgia selalu tergambarkan sesuatu masa lalu yang sudah tak perlu dikenang, itu bagaikan sejarah yang tersimpan rapi dalam hati. Jika masih tetap saja seperti itu lantas ego siapa yang kita pertaruhkan?. Solusinya satu mundur sajalah jika sudah tak bisa mengulang kisah lagi.

Saat melupakan cara terbaik yang kita ambil, lantas waktu masih saja betah mempertemukan kita dalam keadaan yang tak terduga, jemari memang sudah tak bisa menggengammu tapi pertemuan selalu saja punya rencana sendiri dari ilahi.

Well ,hidup sesingkat itu yah memilih pergi, kembali, atau menentap. Life is the choice!
Malam ini I really confused, mungkin sajadalah tempat terakhir mengaduh. Biarlah Ilahi yang menjawab semuanya lantas kita hanya berdoa saja dan jangan lupa berusaha.

Thanks ,sudah singgah sebentar dalam hidup, mungkin itulah yang semesta mau bahwa kita belajar dari kesedihan dan dapat mengambil pelajaran penting bahwa hidup bukan terlarut dalam kesedihan selalu, tapi ada beberapa fase dimana kita harus terus bangkit dan jangan pernah patah dalam hal tersebut. Setelah ada kesedihan pasti ada kebahagian. Just thanks.



FatriciaPutriLM
Gorontalo, 12 Juli 2019

Minggu, 07 Juli 2019

"Tentang Menjelajahi Rasa"


"Tentang menjelajahi Rasa"

Nyiur daun melambai. 
Debaran ombak menepi. 
Cahaya terang bintang terangi. 
Jelajahilah rasa sunyi ini. 

Rasa tak berekspresi. 
Tapi sesuai ekspetasi. 
Duduk termenung terinpirasi. 
Berseblahan dengan sunyi. 

Karang yang tak berduri. 
Menjadi peluh dikala berbagi.
Suasana hari ini tak kenal hari. 
Waktu tetaplah seperti ini...

Bahagia sejenak buang rasa sepi. 
Tentang rasa tetap seperti ini. 
Biarlah terkubur dalam hati. 
Ada bahagia ada pula sedih !


FatriciaputriLM
Molibagu, 07 Juli 2019




"Pagiku Ditanah Pinolosian"


"Pagiku Ditanah Pinolosian"

Dingin membekukan 
sel darahku. 
Sampai kedalam tulangku. 
Gemetar yang aku rasakan. 
Sungguh menyiksa
Tapi menyenangkan.

Ku ambil wudu.
Terasa kulitku mulai keriput. 
Jemari tak terasa lagi. 
Hari ini tak lagi sendu. 

Ku tatap jalanan kosong.
Kendaraan yang masih sepi.
Aku balik lagi, ke kasur. 
Oh, dingin yang sungguh hakiki. 

Mengenggam selimut 
dengan hangat. 
Dan berdoa semoga ada
 cahaya matahari. 
Pagi itu,tidur kembali adalah
 cobaan terberat. 
Sampai aku berjanji akan 
kembali ketempat ini.


FatriciaputriLM
Pinolosian,Desa Kombot 07,Juli 2019

"Perjalananku Berkelana"

"Perjalananku Berkelana"

Berliku jalanan ku lalui.
Berhentilah pada satu imajiku. 
Nyata bertumpuk rasaku. 
Pukul lima yang tak terasa.

Terasing tapi berbaur adalah ideku. 
Garis putih terlihat begitu jelas. 
Awan gelap mulai menutupi cahaya. 
Badan pegal salah satu alasanku. 

Laju kecepatan buatku semangat. 
60 kilo meter tak terhentikan. 
Burung kembali ke asalnya. 
Hari ini benar benar lelah. 
Tapi tak ingin berhenti. 

Jika waktu berhenti sejenak. 
Mungkinkan semua akan kembali? 
Tatapan hanya pada jalanan. 
Rasa kantukpun tak tertahankan.


FatriciaputriLM
Molibagu, 06 Juli 2019

Selasa, 02 Juli 2019

"Ruang Waktu"



Andai lorong tak berjarak. 
Duniaku pun menggapaimu. 
Isyarat berserakan dalam gelap. 
Dan kutemukan jejakmu.

Rasa hilang ditelan keheningan. 
Kubiarkan napasku tersedu 
dalam balutan luka. 
Beban tak seringan yang dikira. 
Lalu, kau putuskan pergi juga! 

Jelajahilah,sementara aku masih mencari.
Berteriak kupeluk angin dan mimpi.
Tak mampu ku dekap lewat imaji.
Nalarku hanya sebatas intuisi.

Kosong terkunyah waktu dan jarak. 
Aku tahu telah gagal. 
Melepaskan biar tak jenuh. 
Tapi tetap saja bisu tak berkutik. 


FatriciaputriLM
Gorontalo, 03 Juli 2019

"Senyum Yang Retak"


Bahagiamu adalah bahagiaku.
Melepasmu adalah keikhlasan. 
Cinta tak butuh balasan. 
Akan impas jika menyatakan. 

Bergegas untuk pergi. 
Bukan kau tak berarti.
Tapi terlalu perih menahan sendiri. 
Dan diikuti luka yang dibaluti.

Hampir terlelap.
Tapi ternyata lenyap.
Ambisiku terlalu panas. 
Hingga diri terlalu bergegas. 

Pecahan kaca menusuk tulangku. 
Didalam kalbu masih sakit untukku. 
Jemari menahan bertahan sejenak. 
Tapi hati sudah terlanjur retak.


FatriciaPutriLM
Gorontalo, 03 Juni 2019