Sabtu, 24 November 2018

"Jejak Duniawi"


"Jejak Duniawi"

Jejak duniaku masih meninggalkan bekas. 
Serpihan kaca jatuh meninggalkan bekas. 
Langkah kaki meninggalkan bekas.  
Bayangan tak meninggalkan bekas. 
Rindu dalam ruang tanpa dimensi meninggalkan bekas. 

Teruap begitu saja. Dilupakan.
Serupa jejak yang masih membekas. 
Aroma hujan membasahi jalanan. 
Masih berbekas dalam memori kecilku. 

Terekam jelas bahwa kenyataan telah datang meninggalkan bekas. 
Kisah dua anak manusia saling berbagi waktu, pada paruh sebuah waktu. 
Hingga tiba angin yang menderu, menjadi keruh. 

Rela berkisah demi sebuah harapan? 

Ombak berkejaran dengan arah angin melawan arah,dengan senyap. 
Siapa yang berani melukis sebuah awan Pagi?
Ketika jejak hanya berbekas pada salah satu hati. 

Maka Ilahi pun menegur bahwa jangan membuat ia cemburu. 
Rahasia jejak rindu terurai seperti lembutnya rambut. 
Syahdu panggilan darimu menyandarkanku. 


Pelan pelan fajar mendekati kaca jendela. 
Menjelang subuh tiba. 
Duniawi pun masih berbekas pada ingatanku! 
Lalu apa amalan yang harus ku bawah? 
Ingatlah! itu hanya jeda dari persinggahan panjang. Dan akan terus terulang. 
Hingga kematian datang sebagai destinasi terakhir tanpa mengatakan !!!




-Fatricia Putri LM
Gorontalo, 25 November 2018

"Rumah Pertamaku"


Rumah Pertamaku

Sejauh kau merantau.
Kau akan kembali.
Langkah tak berhenti.
Hingga rumah jadi pemberhentian
terakhir.

Naluri tak pernah salah.
Tiap menjelang pagi.
Kau disampingku.
Kau temaniku dikala sakit. 

Selamanya sampai kau tua.
Hingga waktu tiba,kau akanku bahagiakan
Kulihatmu begitu rapuh.
Tak ada kendala kau tutupi itu.

Bagai bulan yang berlabu.
Salahkah ku ingin pelukan darimu?
Selamanya..
Kutitip doa untukmu.
Rumah aku rindu.

Semakin kuingatmu.
Hati ini lemah.
Hati ini lunglai.
Dan selalu saja rindu.

Sampaikan salamku untuk
rumah yang paling indah adalah.
Malaikat tanpa sayapku.
Itu adalah Ibu......

Salahkahku rindu dirimu?
Salahkahku hangat dari belaian kasih sayang?
Aku tahu kau menungguku.
Diujung perhentian terakhir ini. 
Biarlah rindu menjadi senandung lirih.
Yang teduh. Lagi melelapkan.




-Fatricia Putri LM
Gorontalo, 02 November 2018

Minggu, 18 November 2018

"Ikutilah Intuisimu"



Dengarkanlah puisi ini, bukan pertama rindu itu hadir getaran rindu yang tak terucap. 
Begitu hangat, hingga dingin pun tak ingin mendekat , Dan itu kau!.

Entah kenapa kau datang. 
Lalu tiba tiba menghilang tanpa arti. 
Saat kedua pasang reseptor bersua. 
Lidah ini keluh membeku berkata. 
Malu melafalkan namamu. 

Mataku memotretmu dari kejauhan. 
Masih dalam kesenyapanku. 
Aku seakan memujamu. 
Begitu jelas bayanganmu. 
Mengemas rapi dalam pita memoriku. 

Saat semesta tahu apa yang kurasakan. 
Yang ku lakukan mencintaimu dalam diam. 
Menyapamu dalam alunan bait doa doa. 
Rasa ini sungguh sederhana tercipta. 
Samudra hati hanya bisa diikuti intuisiku.


-FatriciaPutriLM
Gorontalo, 18 November 2018

Jumat, 16 November 2018

'Kisah Tinggal Debu'



"Kisah Tinggal Debu"

Untukmu ... 
Senyap dalam sekejap. 
Seperti safir yang terperangkap.
Dalam alunan jam pasir. 
Hingga dihitung dalam detik.
Tak berhenti sampai titik. 

Dalam keheningan aku menyeruh. 
Rasa ini tak bisa diukir dalam kata. 
Jangan kau tunggu hujan redah. 
Sebab isyarat hati mulai ada. 

Sumarah dalam diam gelabah. 
Tinggal rindu yang merana. 
Melahap enak benda berasa. 
Tak sungkan walau matikan atma. 

Untukmu ... 
Yang pernah singgah dan tak pernah menoleh. 
Tak apa, kita bagai arang yang tak tersisa. 
Dulunya jadi sepasang kekasih yang saling melengakpi. 
Dan sekarang, jadi sepasang musuh yang saling membunuh.

Untukmu ...
terima kasih telah menjadikan hari hariku berwarna, hingga corak pelangi tak bisa melukiskannya. 
Untukmu skenario sudah diatur oleh sang pencipta,Jadi bersiaplah! Bukan untuk bertempur tapi menunggu kisah yang berlabu atau berlayar. 




-Fatricia Putri LM
Gorontalo,16 November 2018

-Renjana-


"Renjana"

Entahlah. 
Aku yang terlalu lemah. 
Atau kau yang terlalu kuat. 
Kita dibentuk oleh cinta,tapi tak
pernah tersampaikan. 
Banyak tabir tabir pertanyaan
yang terlingkup dalam satu wacana. 

Berbaur dalam sebuah keraguan. 
Menyimpan rindu sendiri. 
Tanpa intuisi yang meliputi. 
Hanya lewat konstelasi rindu. 
Yang jadi senandung lirih sendu. 

Kita ditakdirkan bersama hanya sesaat. 
Melupakan serupa jejak yang tertinggal. 
Disepanjang garis pantai.
Ufuk biarlah membisikkan salam.
Yang membisu tanpa kecupan.



-FatriciaPutriLM
Gorontalo, 16 November 2018

Minggu, 11 November 2018

Embun Yang Mengering


Embun Yang Mengering

Sejuk kuhirup suasana pagi yang syahdu.
Tetesan embun masih berbekas didalam 
kaca kaca yang kabur,Aku memandang langit yang masih abu abu. 
Suara kokok ayam terdengar riuh. 

Jemariku pun masih beku.
Hangat teh terasa enak. 
Perlahan matahari mengintip.
Embun kala itu kering seketika. 

Dinginnya tak terasa lagi. 
Tubuh yang tergulai kaku. 
Masih terjaga hangatnya kesendirian. 
Tenang,damai dan tentram. 

Dedaunan yang masih basah. 
Kering seketika.
Langit pun perlahan terlihat cerah. 
Birunya masih tersembunyi dibalik awan putih. 

Perlahan matahari malu untuk muncul. 
Jejak bayangan perlahan tersorot.
Arahnya mngikuti matahari. 
Lukisan awan ibarat kau. 
Dan langitnya Aku. 

Kita bagai kanvas yang mewarnai sendiri.
Tanpa kita sadari kitalah yang membuat warna itu,kita bagai cangkir yang penuh tak mengenal kosong. 
Apakah kau sadar? 

-FatriciaPutriLM
Gorontalo, 25 Oktober 2018

Jumat, 09 November 2018

"Retrorika Dunia"






"Retrorika Dunia"

Samar samar atau palsu.
Terlihat sulit dibedakan.
Antara dunia dan akhirat.
Dunia adalah tipuan,yang menyamar.
Akhirat tempat keabadian yang kekal.

Jadi pelita dikala butuh.
Jadi saksi dikala tiada.
Jadi pendosa dikala hidup.
Jadi ladang bersenang,dikala bernafas.

Inilah Dunia!!!

Seakan bergerak melintasi mesin waktu.
Daerah musuh didunia selalu ada.
Hewan dan tumbuhan jadi saksi bisu.
Seperti prajurit yang memberikan aba aba.

Tanda boikot mulai menyergap.
Seakan dunia menistakan kebenaran.
Hingga radikal tak karuan.
Sekarang bagai persekusi dunia.
Banyak kamuflase diantaranya.

Matahari,bulan,bintang.
Masih setia pada langit.
Yang berujung putaran nasib.
Dalam seluruh umat yang dititip.

Entahlah!!!

Biarlah aku melihat kamuflase dunia.
Yang berujung kritis dan psikis ini.
Seperti itukah? semua seakan berbicara dan serakah.  

Hanya Retrorika Dunia yang semakin terhimpit akan kenyataan?




-Fatricia Putri LM
Gorontalo,10 november 2018

Perjuangan Pahlawanku




"Perjuangan Pahlawanku"


Demi sang negri.
Kau korbankan dirimu. 
Semangatmu merasuk jiwa pantang menyerah. 
Curahan darahmu tertumpah. 
Dalam segelintir perjuangan
Hari hari berwarna merah. 
Para penjajah merajalela. 
Setiap langkah selalu ada bambu.
Pembunuhan dimana mana. 
Pembantaian negri hari itu. 
belum usai. 

Hingga saat tiba.
Mata air mengalir kedalam tubuh. 
Namun runtuh semangat juangmu. 
Mereka mengusik kedamaian Tanah Airku

Namun, perlawanan masih ada !!!

Bambu runcing yang selalu setia menemanimu.
Kaki telanjang penuh luka dan lebam. 
Pakaian lesuh dengan seribu wangi.
Basah badanmu kering pada badan. 
Kini menghantarkan bangsa ini 
Kedalam kemerdekaan yang hakiki
Dan arti perjuangan tak sia sia. 
Ku kenang selalu pahlawanku. 

Sebab tanpamu, bangsa ini tidak akan merdeka!!!


........



-Fatricia Putri LM
Gorontalo,10 November 2018

November Rain


November Rain

Cuaca tak menentu. 
Antara aku dan kamu. 
Kita bagai hujan. 
Yang bersemu dalam rindu.

Tanggal yang kutunggu. 
Akan tiba. 
Menanti sesuatu yang,
sudah berlalu.
Seperti dulunya kita pernah
BERSATU
Pada tahun lalu. 

November belum berlalu.
Tapi cerita masih semu. 
Dialog yang kaku. 
Terbawa dalam cuaca selalu. 
Bagai kertas lesuh yang ambigu.
Nostalgia pada hari itu. 

Sadarkah kamu? 

Masih dengan November yang sama. 
Dilangit dan bumi yang sama. 
Tapi dengan orang yang berbeda.  
Hujan bisakah ku titip rindu padanya,
 dibulan ini ? ...


-Fatricia Putri LM
Gorontalo, 09 November 2018
From bestie Rahma! 


Kamis, 08 November 2018

"Matahari Gelap"


"Matahari Gelap" 

Tersudut dan tak tahu arah. 
Tiap kau akan menyerah. 
Kau disampingku.
Selamanya.. 

Sampai jadi segilintir debu. 
Waktu seakan menutunku. 
Seseorang yang dulu. 
Bersama denganku. 

Takdir ingin kita bersatu. 
Tak ada ruang untukku,dihatimu. 
Terlambat ku sesali. 
Kau tak mungkin kembali.
Kau seperti matahariku. 

Datang menyinari. 
Tapi menghilang tanpa arti. 
Jadi aku harus bagaimana? 
Tinggalkan saja tentangku. 

Entah sejak kapan. 
Kau bagai masa depan. 
Datang dan tak ada tujuan. 
Kau pikir apa kita harus memulai kembali? 

Eratkan tanganmu. 
Gapai angganmu. 
Sebab hati ini bukan milikmu lagi,dan lagi. 
Kokohkanlah hatimu. 
Ingat masih banyak yang menantimu. 



-Fatricia Putri LM
Gorontalo, 04 November 2018

"Kesedihan yang Membisu"


 "Kesedihan yang Membisu"

Suasana malam. 
Hanya suara jangkrik yang menemani. 
Bulir air mata jatuh kepipih. 
Tak terasa mulai basah.
Keluh kesah menjadi perpaduan. 

Entah apa,tiba tiba sedih.
Entah kenapa ingin sedih. 
Binggung perasaan ingin sedih. 
Ada gerangan apakah? 

Tertampung semua rasa.
Dalam satu harmoni. 
Bagai hidup seakan sirna. 
Jauh disana menanti. 
Sesuatu yang tak pasti.

Luka dihati mengiris.
Membuat rindu menipis. 
Dalam sebuah melodis
Hidup seakan terkikis
Hingga melukis
Sesuatu yang fantastis.

Elok kelihatannya.
Suaranya bergema. 
Merdu Melodinya. 
Hati ini bergetar ria. 
Entahlah, sebuah piano. 
Yang kumainkan.
Terasa nyata dan ada. 

Sedih...
Datang tak mengenal waktu. 
Tiba tiba saja jatuh seketika. 
Air dari kelopak mata. 
Tertampung dalam satu wadah. 
Yang didalamnya terasa sakit. 
Dan hanya butuh sosok. 
Yang bisa mendengarkan. 
Bisakah kau faham? 

Dering telfon.
Mungkin itulah satu tujuanku. 
Maka pekalah karena hidupku. 
Kadang harus dimengerti dulu. 
Lalu setelah itu apa? 

Dengarkanlah dia! 
Ia sosok wanita yang lemah. 
Iya lembek,tak bisa bertahan. 
Bisakah kau mengerti? 



-Fatricia Putri LM
Gorontalo,08 November 2018

"Sketsa Mimpi"




"Sketsa Mimpi"

Garis setiap bait berbekas. 
Sejuk kabut abu abu. 
Bintang gemintang tak terlihat jelas.
Sensasi membekas dalam sketsa. 

Adzan shubuh yang syahdu. 
Memenuhi langit nusantara. 
Kala itu mimpi jadi ilusi. 
Didalam sanubari hati. 

Aneh, tentang dia lagi. 
Ocehanku dalam mimpi.
Seperti embun pagi. 
Selalu datang lagi dan lagi. 

Jangan kau usir mimpi itu.
Jangan kau salahkan mimpi itu. 
Mimpi yang ketinggalan.
Dan dibangunkan oleh orang lain. 

Bila hari ini berani. 
Munculkan lagi emosi. 
Yang terpendam dalam mimpi. 
Kau berlari, pandangan tiada tepi. 

Kalbumu sampaikan berhenti. 
Hingga dipenghunjung arti. 
Yang menanti akhir dari berganti.
Waktu sendiri dalam mimpi
Namun satu hal yang pasti. 

Bangunlah dari mimpi. 
Dan sadarlah kembali. 
Bahwa itu hanyalah sketsa hati. 
Dan bukan mimpi!

-Fatricia Putri LM
Gorontalo, 08 November 2018




Brangkas Hidup #Sajak




--Brangkas Hidup--

Apakah kita pernah sadari?
Dunia ini memporak porandakan pikiran.
Hingga harus diasah dari sekarang
Tanpa kita sadari, kita manusia lemah!
Membutuhkan bantuan orang lain, tapi seakan bak orang yang kaya yang mampu menimbang kekayaannya sendiri.

Tanpa kita sadari? ada brangkas hidup..
Kita selalu mundur dari zona nyaman, hingga tak bisa menemukan titik zona nyaman kita. Kita hanya perlu keluar dari garis putih dan keluar untuk berkelana mengembangkan setiap passion kita.

Tanpa kita sadari?  brangkas hidup...
Banyak kaum lemah masih tertindas.
Oleh orang orang petinggi rakus akan duniawi.
Hingga kadang mereka tak bisa berbuat apa apa! Jauh dari agama? atau tak pernah sekolah. Ini bukan Penghinaan tapi sajak untuk mereka yang tak pernah mengenal dunia bawah! Apa yang harus kita perbuat?
Kita hanya terbungkam oleh pendapat kita sendiri!!! Kapan kita akan mampu menyuarakan suara kita?

Kita juga hanya seorang penulis yang menyampaikan aspirasi lewat puisi atau sajak, Jika mereka tersadar bersyukurlah!
Jika tidak lakukanlah sesuka hati kalian!?
Dunia dibutakan oleh kekayaan bukan?
Bergelimang harta tak akan dibawa dikubur nanti. Semua akan ditinggalkan itu hanyalah titipan semata bukan?
Lalu apa yang harus dibanggakan?
Brangkas hidup sebenarnya tak pernah terkuak, tapi kadang satu kebohongan yang ditutupi bisa membeberkan semua kebenaran!!! Hidup kaum lemah, berjuanglah.
Jangan mau diobrak abrik oleh mereka!

-Fatricia Putri LM
Gorontalo, 08 November 2018
Sajak Pembangkit Kaum Lemah!!!

"GAGAL"


"Gagal"

Kegagalan bukan akhir dari segalanya.
Tak perlu bertindak anarkis. 
Dan selalu berjiwa pesimis. 
Sebab hidup yang dinamis. 
Akan etis jika kita selalu berfikir positif. 

Bintang dilangit tak banyak. 
Hanya bisa dihitung dengan tangan. 
Udara pun semakin tak menentu. 
Cahaya remang masih tersorot disudut jalanan. 

Resah, kesal, marah.
Menjadi satu rasa. 
Tapi itulah hidup. 
Taruannya adalah perasaan. 

Mata tak bisa berbuat apa. 
Jika kita gagal. 
Tangan pun tak bisa kita pakai
jika kita gagal.
Yang akan digunakan adalah sabar. 
Yang timbul dari hati terdalam. 

Hari ini bukan hariku. 
walau Gagal ,tetaplah semangat. 
Kobarkanlah jiwa pantang menyerah. 
Sebab pundih pundih kemenangan
Masih ada!


-Fatricia Putri LM
02 November 2018

"Fatamorgana"



-Fatamorgana-

Kita bagai optik pembiasaan cahaya.
Kita seolah ada menjadi tidak ada.
Khayalanku tentangmu bagai fenomena. 
Aku bagai ditikam tak kasat mata.

Mata melihat.
Telinga mendengar. 
Hatiku yang hancur. 
Telepatiku hanya sebatas itu. 

Aku yang berdarah. 
Dia yang kamu bahagiakan? 
Baiklah, masa kita telah usai. 
Kamu baik hari itu. 

Tapi entah apa yang membuatku menjauh. 
Penghianatan terasa jijik dimataku. 
Fatamorgana memang teruntuk kau. 
Kita bagai disiang hari yang terlihat ada. 
Tapi malam harinya tak kasat mata. 
Dan besoknya Penghianatan terdengar
dari mulutmu.

Aku terlalu akrab untuk kita yang sudah 
menjadi kisah lampau. 
Kita terlanjur asing untuk saling mengenal. 
Kau bagai Fatamorgana membuat orang terperdaya. 

Timbuln ilusi dan muncul cerita misterius sesuatu yang benar, tapi tidak nampak! 
Yang hanya bisa dilihat dari kejauhan. 
Begitu didekat pasti akan lenyap. 
Bak abu yang tak berbekas. 



-Fatricia Putri LM
Gorontalo,29 Oktober 2018



"Tentang Kita diBulan Oktober"


Tentang Kita diBulan Oktober

Entah berapa kali kita terpisahkan 
dibulan oktober. 
Terlalu dingin,terlalu basah. 
Terlalu suram dibulan Oktober. 
Hujan menjadi hal yang disukai. 

Apa yang mestiku catat,
Pada bulan ini? 
Seseorang akan menangkapku. 
Seseorang akan menjemputku. 
Pencipta tahu bahwa ia orang yang tepat. 

Menembus kabut nan lembut.
Lanskap sudut kota samar-samar. 
Rindu pun gemetar. 
Waktu terlalu sempit dan kaku. 

Hingga waktu menaruh setiap detik. 
Diantara liku-liku membuatku ragu. 
Ketika bumi semakin buta. 
Aku hanya menanti takdir. 

Dan menyesap secangkir cappucino
Yang tak ada rasa lagi.
Aku berharap oktober tinggallah oktober. 
Dan tak akan terulang kisah ini dibulan berikutnya. 



-Fatricia Putri LM
Gorontalo,29 Oktober 2018


Tentang kamu aku dan bulan Oktober!!?-

"Suara Dari Sang Pencipta"


--Suara Dari Sang Pencipta--

Terdengar dari sudut kota suara adzan
Sayup sayup dedaunan tertiup angin. 
Semakin suara adzan terdengar memanggil. 
Langit perlahan menampakkan gelapnya. 

Disudut setiap kota terdengar suara adzan
Panggilan dari sang pencipta.
Untuk datang kepadanya.
Ilahi memanggil kita. Mereka seakan menghiraukannya. 

Pernahkah kalian berfikir suara adzan terakhir? 
Dengan tak ada rasa berdosa manusia acuh dengan,Suara adzan. 
Deruh langkah langkah hanya mengarah keduniawi. 
Dan tak memikirkan Akhirat. 

Suara Adzan yang syahdu. 
Gema suaranya sampai digendang telinga. 
Dengan terketuk hati dan langsung berwudu. 
Dan ku ikuti naluriku.
Tanpa basa basiku jejakkan kaki. 
Dimesjid nan indah. 
Dan kuteguhkan imanku kepada Ilahi semata. 



-Fatricia Putri LM
Gorontalo, 28 Oktober 2018


Ingatlah panggilan Sang Pencipta!. 

Lembaran Bertinta Penyesalan #Quotes


--Lembaran bertinta Penyesalan--

Kau hanya perlu menulis kembali lembaran itu, walau masih terlihat kusam dan tak elok dipandang jangan kau sesali.
 Lembaran itu masih perlu diisi dengan kebahagiaan,jemariku masih mampu menuliskan. 

Tinta pun masih basah dilembaran itu, kau hanya perlu membukanya sekali lagi.
Jika lembaran itu ibarat kita apakah masih bisa kita buat lembaran baru untuk penyesalan yang berlalu.

Jangan egois, manusiawi jika manusia berbuat kesalahan bukan? Jangan hujat dia sebab dia pernah menjadi lembaran terindah dalam hidupmu, jangan acuhkan dia sebab dia pernah singgah walau hanya sebentar. 

Tapi hargai dia dengan katakan untuk kali ini lembaran itu bukan kita lagi, jadi maaf. 



-FatriciaPutriLM
Gorontalo, 28 Oktober 2018
#QuotesLiterasi

Darah Pejuang



Nama :  Fatricia Putri Laadji 
Judul : Darah Pejuang
Kategori : Puisi

Tertindas kejam negara tanah airku. 
Deruh langkah para pemuda saat itu. 
Semangat tonggak utama sejarah. 
Darah tak lagi merah,tulang tak lagi putih
Semangat semakin luntur. 

Mereka tak ingat lagi sejarah kemerdekaan. 
Indonesia tak berdarah dusta
Tak bermanis muka,mencabik rasa. 
Diselipkan dan dilebur para pemuda

Untuk tetap mengenang sumpah pemuda. 
Negriku kali ini berjuang demi indonesia. 
Tak mengenal lelah,tak mengenah letih.
Titik pencapaian semakin diporak porandakan.

Tapi masih ada pemuda berjiwa besar. 
Mereka adalah darah darah pejuang. 
Yang telah gugur dimedan perang.
Tetap lanjutkan semangat pantang menyerah. 
Karena kitalah bagian dari darah para pejuang.


Sumpah Pemuda 2k18
Gorontalo,28 oktober 2018

"Malaikat Diduniaku"


"Malaikat  Diduniaku"

Dialah yang selalu kuteladani. 
Dialah yang membimbingku.
Dialah yang punya jasa yang tak bisa kubalaskan. 
Dialah bagian dari hidupku yang selalu berdoa untukku. 
Kau bagai malaikatku didunia. 
Tanpa sayap.

Kau bagai rumahku. 
Tempat aku pulang.
Kau sebagian diriku. 
Sangat berharga bagiku. 

Dalam kejauhan kuberdoa sehat selalu sebab kau sangat berharga bagiku. 
Setiap langkahmu selalu kuiringi dengan doa. 
Setiap jasamu tak bisaku balas, Maafkan aku. 
Terima kasihku untuk tak pernah membiarkanku
Hilang harap arungi waktu
Senantiasa terjaga karenamu
Hingga kini dan selalu ,untuk selalu mengingatkanku setiap kesalahanku.

Kaulah rumah tempat aku pulang. 
Aku merantau hanya bisa nyaman didalam rumah. 
Rumah pertamaku yang selalu kuinginkan untuk kembali. 

Tak bisa kuhitung pengorbananmu.
Aku belum bisa membanggakanmu. 
Tapi ingatlah, bahwa suatu saat aku akan membanggakanmu. 
Iya adalah Ibu.



-FatriciaPutriLM
Gorontalo,24 Oktober 2018

--Aku Berhenti--



--Aku Berhenti--

Teruntuk kau yang
 kupinjam namanya. 
Aku berhenti.
Mengangumimu. 

Rahasia dibalik senyum palsu. 
Hati yang kau buat meluluh
Tak bisa lagi kau pakai untukku
Biarlah hati ini menjadi runtuh
Asalkan aku dijauhi darimu .

Tidak sempat aku sampaikan kepadamu, namun kekaguman itu kini telah aku hentikan
Hari ini hingga seterusnya aku tidak lagi menjadi seorang pengagum dalam diammu. 
Aku berhenti. 

Kuserahkan semua pada ilahi 
Dialah maha membolak balik hati. 
Dan maha pengasih. 
Aku berhenti. 


-FatriciaPutriLM
Gorontalo, 19 oktober 2018

--Lelah--



--Lelah--


Suara tak mampu berkata.
Mata redup mulai ngantuk.
Kasur empuk jadi tempat terakhirku. 
Nyamuk bernyayiku tak perduli. 

Lelah dengan semua ini. 
Tapi bersyukurlah.
Masih diberikan nikmat sehat. 
dan umur panjang. 

Tetap semangat melewati tantangan. 
Walau diri butuh penyemangat 
Tapi tak apa selalu ada Ilahi 
Mampu mengabulkan doaku. 

Tak panjang lebar. 
Cukup hari ini. 
Hari ini lelah yang digantikan.
Dengan sebuah kebahagiaan. 

Tenang hari ini telah usai. 
Tidur sejenak untuk mimpi. 
Dan lupakan imaji imaji. 
Untuk berkelana dikisah mimpi. 
Dan esok, bangun kembali. 
Semangat beraktifitas lagi. 


-FatriciaPutriLM
Gorontalo,19 Oct 2018   00:43PM

"Musim Semi"


--Musim Semi--

Mandevilla tak pernah terdengar orang.
Bunga musim semi yang bermekaran
Berdebar debar menunggu musim semi. 
Dikala kemarau tak ada lagi. 
Kelopak bunga pun berjatuhan.

Ujung jemariku memetik tangkainya. 
Berserakan pula mandevilla nan indah. 
Jalan penuh dengan tumbuhan mekar. 
Debu debu terbang menyusup mataku. 

Semangat mengendap dalam mimpi. 
Cuaca yang cerah tanpa disadari. 
Begitulah pada pagi hari. 
Membuat suasana hati jadi melati. 

Kelopak bunga mekar dengar sempurna. 
Merah muda warnanya, kecil kecil bentuknya ribuan jumlahnya. 
Sekawanan lebah mereguk sari pati bunga
mentari pagi bersinar sempurna.

Dipenghujung hari sore menghampiri 
Tatkala taman bunga tertata rapi. 
Hari ini menjadi berarti. 
Keharuman bunga yang wangi. 
Sungguh nikmat Ilahi yang tak kenal hari. 



-FatriciaPutriLM
Gorontalo,19 Oktober 2018

"Unik"


"Unik"

Teruslah Menjadi Unik.
Ada setiap titik. 
langkah yang mengikuti. 
Tanpa rasa khawatir bahwa itu halusinasi.

Matamu yang lentik. 
Yang Bergelitik hati. 
Tatapanmu yang bergemericik. 
Kau terunik sendiri. 

Hanya perasaan yang mampu mengerti. 
Hancurkan rindu diufuk tepi. 
Ikuti irama melodi. 
hingga mencari unik abadi. 
Sampai maut mengakhiri. 

Tanpa rasa perduli
Ketidakhadiraanmu adalah bara api. 
Kau obat bagiku ,entah tersembunyi!
Dibalik senyum yang sesekali. 

 Jantung yang kian lemah mulai menyisahkan peri. 
Tanpa bisa bangkit lagi. 
Penawarnya adalah kamu lagi dan lagi

Kau terunik sendiri. 
Tanpa berkata lagi. 
Bahwa kau sosok pelangi.
Yang terukir rapi. 
Disanubari ini. 



-Fatricia Putri LM


Gorontalo, 18 Oktober 2018

"Biarlah"



"Biarlah"

Biarlah air mata menetes,hati tak kuat maka mata akan bertindak.
Biarlah bendungan air mata masih tertampung dipelupuk mata ini ,Biarlah!!

Aku tak ingin berlama dalam sebuah sajakmu,Jika hanya sajak untuk dinikmati sebaiknya tinggalkan.

Tapi ingatlah aku akan menunggu dipemberhentian terakhir dikala kau butuh sosok sandaran peluh kesahmu.

Biarlah Aku menata rindu perlahan.
Biarlah aku menyimpan rindu ini diam diam.
Cukuplah doa penyalur rinduku.
Jika pun itu sampai padamu

Aku perlahan akan tidur.
Kuharap kau disana diam diam pula merindukanku. Bisakah?

Biarlah,Jika tidak tak apa.
Rindu sendiri juga tak apa.
Tidak penting dimana kau berdiri, tapi dimana kau melangkah jauh.


.....



-FatriciaPutriLM 


Gorontalo ,18  Oktober 2018

Menetap Atau Menjauh #Sajak


"Menetap Atau Menjauh"

Perlahan tapi pasti. 
Kau menampakkan sisi yang membuatku menjauh,sunyi malam hanya remang remang yang ada. Hembusan angin dingin terasa mengigil disekujur tubuh.
bahkan angin malam tahu bahwa hancur seketika hati ini. 

Maaf aku menjauh. 
Kau tahu setiap orang punya alasan. 
Dan biarlah semesta menjadi saksi bisu kita. Tetap atau jauh,sama saja. 

Tapi satu hal yang harus kau tahu. 
Kadang sakit jika diri ini terlanjur suka. 
Sang pencipta tahu mana yang terbaik. 
Semesta tahu cara melangkah kedepan.
Tapi kita antara diambang menetap atau menjauh. 

Ketika kita membanggakan satu kesempurnaan.
Maka Sang Pencipta akan memperlihatkan kekurangan,ketika Kita memuji manusia
Maka Sang Pencipta akan ketukkan hati kita untuk kembali kejalannya,terlalu jauh kita melihat manusia sempurna. Hingga semua itu diperlihatkan perlahan oleh Sang Pencipta. 

Tapi ingatlah, tinggal atau pergi adalah dua hal yang membingungkan. 
Kadang dibutakan oleh satu tujuan yang tak pasti,Dekaplah semua memori yang ada ternyata masih terngiang.

Seketika mencoba melupakan.
Seketika itu air mata tak tahan jatuh dipelupuk mataku.

Cengeng bukan?

Jadilah manusia yang bukan jadi rata rata tapi tetap kokoh walau sebesar apapun masalah,sebab Sang Pencipta lebih besar dari masalah kita. Dan jangan pernah berharap pada manusia sebab manusia hanya berharap kepada Sang Pencipta

Perlahan menghilang
Perlahan sirna dan. 
Terimah kasih untuk singgah
Dan maaf untuk pergi tak pamit. 




#Sajakmalam

-Fatricia Putri LM


Gorontalo, 16 Oktober 2018

"Tak Faham"


"Tak Faham"

Aneh. 
Binggung. 
Sikapmu kaku. 
Tak karuan. 

Jejakmu seakan tak
Berirama denganku. 
Bisakah? Mengerti. 
Jika tidak,ini seakan sia sia. 

Langkahmu perlahan tak bisaku telusuri. 
Langkah yang saling menjauhi. 
Hanya terbayang oleh imaji.
Arah langkah yang tak bisa menyusuri. 

Kita hanyalah saling Tak Faham. 
Dan tak saling mengerti. 
Bagai mengisi cawan
Yang sebelumnya sudah penuh.

Aku bukan siapa siapa. 
Aku hanyalah goresan kecil dihidupmu. 
Aku seperti bermimpi. 
Berharap ini bukan tidur dan bangun. 



-Fatricia Putri LM


Gorontalo, 09 Oktober 2018.  22:30

Panorama Kehidupan #Sajak


 "Panorama Kehidupan"

Menikmati panorama dipagi hari
Sejuk alam yang damai dan tenang
Manusia sibuk dengan kesibukan duniawi.
Hingga kadang lupa akan akhirat.

Awan putih cerah begitu memancarkan warnanya.
Kini ditambah dengan birunya langit yang indah.
Lukisan awan menghiasi langit pagi.
Menikmati karya sang pencipta Panorama Kehidupan.

Kemacetan disepanjang jalan.
Riuh akan suara jalanan yang sibuk.
Tak satu pun ingat bahwa pagi ini
mencari satu amalan saja.

Suasana masih biasa kibasan angin
 menusuk rongga rongga kehidupan.
Panorama ini terlihat begitu damai.
Pelipis mata hilang sekejap namun
kembali mengenda.

Manusia hanyalah Panorama Kehidupan.
Tanpa berfikir dunia ini perlahan mulai runtuh.
Jejak kehidupan telah terukir rapi bahwa inilah kehidupan sesungguhnya.
Ketika nafas berhembus berubah berhenti begitu saja.
Apa amalan yang kau akan berikan? 

Setiap Insan yang bernyawa hanya singgah sementara.
Waktu terus berjalan tanpa peluit untuk menghentikan.
Sudahkah menghitung nikmat yang tak dihitung? 
Kita manusia yang diciptakan untuk taat kepadaNya.

Kematian akan mengejar kita.
Tak terkecuali semua utusanNya.
Yang dibutuhkan hanyalah amalan kebaikan.
Lalu buat kebaikan apa kau hari ini?

Jangan kau sesali hari ini.
Jangan kau bangga akan Panorama Kehidupan..
Tapi bangkitlah menuju besok yang belum tentu menjadi milik kita.
Syukuri saja hari ini dalam alur kehidupan.
Maka nikmat tuhan manakah yang kau dustakan? 



-Fatricia Putri LM.                                                Gorontalo, 09 Oktober 2018   08:35

Secangkir Rindu



Ketika Rindu.
Kopi ini seakan terasa lama.
Terbiasa bersamamu,tapi tak lagi.
Ampas yang menyelimuti aromamu
Pekat yang terasa disaat seduhan terakhir.

Seakan tersadar bahwa Seketika
Rindu seseorang,yang tak bisa kulihat lagi.
Jiwamu seakan sirna seakan
Asap yang menghilang tanpa jejak.
Cangkir kepahitan setiap teguknya

Tak terasa lagi,sesuatu hal yang
manis terasa seakan menjadi pahit.
Beradu dalam satu cangkir kopi yang
Kau seduhkan setiap hari.

Tak terasa gelap pun jatuh
Diujung malam menuju pagi yang dingin
lalu ada sedikit bintang malam itu.
Mungkin karena kau tak lagi datang?

Kau selupkan senyummu
yang terlihat pura pura. 
Dan kau kira aku percaya itu?
Tak akan, dan tak lagi.
Biarlah kau selupkan luka itu dalam secangkir kopi.

Katanya" Izinkanku seduhkan kerapuhanmu dalam secangkir sepiku"
Pahit pada rasa kopi itu memang tak Sepahit harapan yg pernah dijanjikan namun tidak terwujud.

Untuk malam yang makin larut untuk kopi yang makin surut aku bersyukur dia tersenyum setiap harinya dan bahagia dengan pilihannya kini. Terimah Kasih.



-Fatricia Putri LM
Gorontalo,08 Oktober 2018 20:33

Rintikan Hujan #Sajak


 "Rintikan Hujan"

Seiring berjalannya waktu kita terpisah sesaat rintih rintih hujan mulai berjatuhan, kita akan berpisah kau menjadi salah satu relawan korban bencana,Aku tahu pasti beberapa kedepan kita tidak akan saling memberi kabar, tapi tak apa doaku hanya satu cepat kembali dan hati hati.

Derai hujan membasahi jalanan,awan abu abu terlihat begitu nampak, matahari pun malu untuk muncul rintikan hujan dijalanan menimbulkan aroma aspal tak sedap, seakan pertanda kita akan terpisah akan cukup lama.

Lagu instrument musik yang kudengar seakan tahu apa yang aku rasakan saat ini, mungkinkah baru sebentar aku rindu?
Aku berdoa semoga kita masih dipertemukan kembali, Percayalah disini aku mendoakanmu walau tak bisa menggapaimu tapi doaku selalu bersamamu.

Cahaya langit masih menampakkan walau tak seterang cahaya matahari,rintikan hujan masih terasa dipipiku seakan rintikan hujan mewakili apa yang kurasakan sekarang.

Cepat kembali, Percayalah aku menunggumu.

-Fatricia Putri LM
05 Oktober 2018 14 : 21 AM
#SajakSore

Singgah Sesaat


"Singgah Sesaat"

Kau dan aku
Hanya sekedar sapa
Tapi tak saling tahu
Ingin berlama tapi aku tak mau. 
Halalkan saja jika kau mau. 
Jika tidak tinggalkan tak apa jua.

Walau rasa ini masih teka teki. 
Setiap baitnya diisi dengan 
sebuah kisi kisi kita. 
Merangkai satu kalimat
 aku dan kamu menjadi
 kita sungguh tak mudah. 

Kau yang hanya singgah
Maaf dan terima kasih
Karena pernah singgah
Dan jangan kembali kenangan indah.

Aku tak akan menoleh, jika masih kau! 
Sebab aku tahu siapa kau. 
Kuntum melati bersemi dipagi hari
Tak kala daunnya masih tertata rapi. 
Jangan lama untuk singgah sebab hati ini milik Ilahi. 


-Fatricia Putri LM
Gorontalo 03 Oktober 2018