Sabtu, 23 Maret 2019

"Ketika semua Berakhir" CHRDays4


"Ketika semua berakhir"

Bagai memakan timah panas, harus menerima kenyataan pahit bahwa kalah sebelum berjuang itu ada, mencintamu ada hakku memilihku itu hakmu. Batasan itu harus kita tahu!

Ternyata diam-diam ada hati yang ia jaga, lalu aku yang berdarah kenapa dia yang dikasihani? Apakah aku tidak butuh itu? Jelas butuh,menyembunyikan dengan sangat rapat membuat semua tidak baik. Dan sekarang aku tidak baik, lalu bagaimana hati yang terluka sendirian? Siapakah yang merawatnya nanti? Jika terus begini pilihan terakhir adalah harus berakhir. 

Seharusnya kita mampu mengerti. 
Tapi hanya aku yang merasa sepi dengan rasa pengertian yang begitu cukup. 

Semakin jauh massamu untukku gapai, teteskan lara ketika dirimu jauh, isi hatimu telah menjadi miliknya. Seharusnya dunia ini begitu indah, seharusnya hidup ini berguna, takkan perih batinku jika dia jadi milikmu. 
Seharusnya dunia ini tidak harus ada dia!

Temui aku terakhir kali membuatku merasa akan punya kesempatan selamanya, Ternyata salah! 

Dengan luka yang menganga akan siap dan kapanpun dia sembuh, entah berapa lama akan disembuhkan dengan tertawa bahagia didepanmu itu semua sudah cukup berarti bagiku. Tapi pernahkah kau perdulikan aku? 

Jelas tidak, bodoh memang. 

Mencari sesuatu yang tak harus dicari. 
Menangisi sesuatu yang tak harus ditangisi. 
Memperjuangkan sesuatu yang tak harus digenggam. 

Berharap dengan sejuta impian manis, ternyata omong kosong semata. Mereka itu sama saja, sama-sama mampu memperlakukan sesuka hati tanpa permisi, mereka kira ini bagai pintu yang kapan saja ia ketuk. Eh maaf ini hati!

Membenci cinta tak akan membuahkan hasil yang sama padamu, salah satu cara yaitu menghapus perlahan dan jangan menengok kebelakang jika masih dia, ingat terluka bukan berarti kita tidak mampu menampung beban tapi sudah cukup lebam hati sampai tak bisa menerima beberapa goresan luka lagi, teruslah perlakukanku seperti itu,toh dunia akan berputar pada rodanya masing-masing.

Ketika semua berakhir hati siapa yang kita pertaruhkan? 
Ketika semua berakhir masihkah ada kebahagiaan selanjutnya?
Ketika semua berakhir tidak ada lagi kata"kita" .



Oleh : Fatricia Putri LM
Gorontalo, 24/03/19
#catatanharianricia

Kamis, 21 Maret 2019

"Memori Tentangnya"CHRdays3



"Memori Tentangnya"


Jejak yang menancap dibenah. 
Masih menjadi sebuah rekaman manis. 
Entah mengapa,tujuan awal melupakan.
Malah jadi merindukan. 

Tatapan hangat,melelehkan hati beku. 
Ada alasan tentangnya yang berabu.
Malah rindu yang menggebu-gebu. 
Wajahnya masih bermukim difikiranku. 

Hei! pergilah kau si pecandu rindu. 
Kubungkus rapat dalam memoriku. 
Sekarang malah jadi tempat ternyamanku. 
Semesta seperti menggulurkan waktu.

Hebat kembali bukan dengan 
perasaan malu! 
Tapi malah mengenapkan rindu.
Selalu menghitung waktu, tapi tetap saja berakhir masih rindu!. 



Oleh : Fatricia Putri LM
Gorontalo,21 Maret 2019

Selasa, 19 Maret 2019

Maju Selangkah atau Mundur Selamanya? CHRDays2


"Maju Selangkah atau Mundur Selamanya?"


Kita telah mencoba berbagai macam rintangan, dan lagi lagi iya tidak memperdulikanmu? sehat kamu?

Lagi lagi dia biasa saja, dengan sejuta perjuangan yang telah kita lakukan dan dia hanya bersikap biasa, wajar sih dia harus dimusnahkan dari bumi pertiwi ini. Jika masih ada orang seperti itu lebih baik Mundur Selangkah atau Selamanya?

Selangkah dalam arti kita masih bisa maju, untuk mempertahankan dinding tetap kokoh dan penyangga disetiap pondasi butuh usaha dan doa agar tetap pada tujuan awal,berbicara lagi tentang perjuangan lagi lagi aku sudah patah semangat. MAAF! 

Dia kan nggak respon,dia juga masih suka dekat sama yang lain, terus aku harus apa? 

Singkat padat dan jelas, agar semua detail dan tidak perlu bertele-tele coba deh kamu ambil konsekuensi untuk melupakannya? bisa nggak?

Melupakan butuh waktu lama untuk menformat semua tentang dia, kita hanya perlu membuatkan folder tersendiri didalam hati untuk dikenang, lagi lagi masih tentang dia. Muak,kesal,marah,sedih beradu jadi satu kesatuan membuat kita terpaku dalam merah jambu yang bertahan begitu lama hingga membuat bekas dan luka menganga,datang tanpa berkata pulang tanpa pamit begitulah merah jambu yanh disebut oleh orang fall in love.

Tahu tidak apa yang tidak mudah kita tebak, tapi bisa dirasakan?

Jawabannya JATUH CINTA. 

Apa yang membuat orang lelah untuk berjuang ditengah perjalanan saat enak2nya jatuh cinta?

Jawabannya PATAH HATI.

Dua hal ini tidak bisa dipisahkan,kalau tidak jatuh hati pasti patah hati,percaya aja tuhan punya skenario yang indah dibalik itu semua.

Seperti kata pepatah mundur sedikit agar bisa maju lebih banyak. Nah paham?

Well, sekedar sering aku pernah jatuh cinta terus ngomongnya itu pake kata yang nggak mudah dibaca, eh ternyata dia bisa baca juga. Jadi malu ternyata, entahlah seharusnya si aku nggak seberani itu.

Kadang si merah jambu, membingungkan yah sebab datangnya dari mana tiba tiba aja suka, lagi lagi masih tentang dia!

Opsi kedua :

Mundur Selamanya, adalah seperti kita berjalan disatu rel kereta terus berjalan secepat mungkin sebelum kereta menghampiri kita sendiri, eh itu namanya bunuh diri yak. ets istilah aja yah! Intinya jika ingin mengambil keputusan maka tanggung sendiri akibatnya patah hati, sebaliknya jika dari awal sudah tahu akan jatuh cinta tanggung sendiri,jatuh cinta sendirian.

Well, sobat maka cintailah dia diam-diam dan simpan namanya didalam sujud mau dia dengar atau nggak itu nggak penting yang jelas cukup Allah swt sajalah yang paham dengan si merah jambu ini, toh wajar jika manusia saling suka, tapi ada caranya untuk menyatakan ada waktunya untuk menyampaikan ada harinya dimana dialah yang kamu pinta dalam setiap bait doamu, so berdoa yuk dan jangan dekati makhlukNya tapi dekati penciptaNya.



Salam Literasi
#catatanharianricia.
Gorontalo,19/03/19

Jumat, 08 Maret 2019

"Mencintai Sendirian"CHRDays1


"Mencintai Sendirian"

Buatlah aku jadi amnesia.
Jika memilih menghapus, maka akan kupilih mungkin ia digariskan akan ada disana. Sudahlah, manusia akan lupa pada saatnya waktu hanya memperlambat keadaan. Perasaanku bukan seperti bumi atau mentari,Tapi seperti telapak kaki, yang siap melangkah kemana pun dan dimana pun kau berada.

Sekuat seseorang memendam akan kalah dengan menyatakan. Sehebat hebat orang akan menunggu akan kalah oleh yang menunjukkan, Jadi dimanakah posisimu sekarang? 

Ternyata hidup itu harus punya pilihan.
Melangkah maju atau menetap dan tak tahu arah. Seperti kita! kadang terbelenggu itu menyiksakan batin. Kita hanya perlu memposisiskan dimana letak dia sebenarnya dan seperti apa kedepannya. Tujuan adalah langkah awal jika tak punya tujuan jadi tak punya jalan untuk menjadi pemberhentian terakhir. Gundah didalam lubuk ini terbesit kata untuk pergi, tapi inginku mencari kesalahanmu agarku tak menatapmu berharap lagi. Bisakah mengerti posisiku?  

Bosan juga jika hanya berdoa...
Toh tetap akan terdengar, walau ujungnya kecewa akan ku dapat !

Coba saja jika aku sudah memutuskan untuk pergi dari awal pasti tak akan ada isak atau pun tangis yang terdengar. Anehnya hari ini kita seperti biasa tak menghiraukan 'kepastian' malah sibuk dengan dunia kita masing-masing.

Sakit ternyata mencintai sendirian, tapi aku yakin semesta tahu bahwa rasa sakit ini tak sebanding dengan pengorbananku yang entah berapa puluh kali jatuh, lalu bangkit!

Konsekuensi adalah harapan terberat,dan bahagia hanyalah bonus dari pengorbanan akan ada dimana masa tidak baik-baik saja akan usai,akan ada dimana jarak akan memisahkan kita,waktu tak akan mempertemukan kita lagi, rindu akan menjadi sendirian dikala semua sudah menghilang.

Aku mencintaimu. Dan kau mencintai dia,tapi dia mencintai orang lain. 

Bukan menjauh tapi hanya memastikan bahwa akhir cerita bahwa aku akan baik-baik saja, dan hanya kata 'maaf'terucap.
Dijalanan yang penuh kerisauan entah mengapa tanda tanya muncul dikepalaku, jika sekarang kau biasa-biasa saja

Lalu sebenarnya kita ini apa? Dua orang yang tersesat dijalan? lalu dipertemukan dalam satu arah yang sama? ataukah hanya sekedar singgah sesaat.

Seperti kata Einstein hidup itu seperti sepeda perlu keseimbangan,tapi entahlah kadang aku terpuruk sendirian meratapi yang tak perlu diratapi, menangisi yang tak perlu ditangisi.
Hari ini dengan berat hati, aku harus memperjelas semuanya kita hanya dua orang yang salah arah lalu dipertemukan dalam jalan yang sama, kita hanyalah rangkaian cerita yang telah usai yang seharusnya tak pernah terjadi, aku harus pergi.

Entahlah jika meninggalkan itu lebih baik mengapa tidak? toh,hati terlanjur memilih. 

Kebodohan ku mungkin pergi, tanpa pamit tapi itu ada alasan dibalik semua itu. Dan kau tak perlu tahu terkesan aku seperti misterius kala itu matamu terpilih untuku tatap, kita selalu menata hidup apa yang tersisa aku sudah genap dalam mengingatmu segala cerita, kubungkus rapat dalam kardus tertata rapi dimemori kecilku. Hal yang menganjil telah aku genapkan agar kau tak susah payah untuk memikirkannya. Jadi tenang saja!

Beberapa orang harus ditinggalkan dalam kenanganmu, dan beberapa kenangan harus selalu ada dalam hidupmu... 

Mundur perlahan bukan berarti menyerah memperjuangkan,tapi jika perjuangan kita tak pernah ternilai mengapa harus diperjuangkan? Lalu masih ada kata 'memperbaiki'apakah tidak mau digunakan? Jelas tidak, sudah cukup hati, jiwa, perasaan selalu diperbaiki setiap saat hingga menimbulkan luka yang menganga dan susah untuk disatukan kembali. Begitulah aku sekarang!

Lelah mengejar dan kau selalu melarikan diri dari kenyataan, sungguh jika tukar posisi kau pasti akan melakukan hal yang sama. Jika 'kepastian' bukan bukti konkrit sebaiknya jangan dilanjutkan.

Jika tuhan belum mempertemukan kita mungkin ia sedang mengulurkan waktunya terlalu banyak untuk pertemuan singkat kita. Tenang saja skenario sudah ada yang mengaturnya!

Ketika semesta tahu senja itu ada, aku hanya duduk menatap senja sambil ternganga, bukan lagi kita, tapi hanya Aku sendirian. Kau bisa mengatakan kepadaku bahwa 'pengecut',tapi lebih pengecut mana dibandingkan orang yang kau cintai malah meninggalkanmu.

Aku pergi... 

Ingat aku tak akan menoleh jika masih kau!!!

Oleh : Fatricia Putri LM
Gorontalo, 08 maret 2019

Sajak tentang sih pengecut yang seharusnya sudah ku lepas dari awal ...

Kamis, 07 Maret 2019

Merajut Kenangan


"Merajut Kenangan"

Bagai api yang membakar dan menghangatkan. 
Selalu hadir tanpa sadar saat kita sudah melupakan.
Tidak bisa memungkiri bahwa kita terukir dari kenangan. 
Nyatanya perasaan hentikan penyesalan. 

Maafkanlah kesalahan, tertawakan rajutan kenangan.
Mungkin memang ia digariskan untuk ada disana. 
Pada akhirnya jemari akan menemukan genggaman yang ada. 
Rasanya seperti memandang jutaan cerita. 
Serasa dunia milik berdua. Rajutannya terlepas juga!

Semua akan berujung pada meninggalkan atau ditinggalkan. 
Lalu waktu akan menghentikan perdebatan. 
Yang tak perlu dipermasalahkan jadi bahan ejekkan. 
Hingga tersisa beberapa rajutan kenangan.

Serupa dendam yang menyala dimalam kehilangan. 
Dengan raga menuju pagi bergentayangan.
Cinta bukan melepaskan tapi merelakan. 
Bukan pula memaksa,Tapi memperjuangkan.



Oleh : Fatricia Putri LM
GORONTALO, 08 maret 2019

Sabtu, 02 Maret 2019

Tawa Diatas Duka


"Tawa diatas Duka"

Sayup-sayup bahagia terdengar riuh. 
Dikala duka melanda tanah mongondow. 
Berlomba lomba warna-warni dilangit beraduh.
Senyuman terlihat dibalik tawa patuh.
Tak ada yang memperdulikan duka hari itu. 
Sibuk terlihat keren didepan kamera selalu.
Patuh akan hal yang mengurangi nuranimu

Satu persatu hilang tanpa sayap
Redup bintang dibuai lelap. 
Bulan merintih diujung gelap.
Pagi itu bersorak ria Asap. 
Cat warna warni terlihat mantap .
Tapi bagai,duri menancap.
Para korban yang terjelembap.

Miris tawa diatas duka!
Tanpa memperdulikan akan duka tanah mongondow. 
Dimanakah rasa iba yang terangkum dalam diri manusia? 
Apa hanya mereka yang harus merasakan penderitaan? 
Disaat duka masih tersirat dalam bait doa. 
Mereka hanya asik tertawa dan mengabaikannya. 
Tunggu... mungkin hari ini tertawa sepuasnya.  
Tapi esok, atau lusa duka pasti akan ada,Yakinlah kuasa dariNya. 

Pada keras laju merahnya darah
Sebelum berubah menjadi nanah
Serta membusuk di dalam tanah
Lewat hati nurani kita semua,ayo berubah! 




Oleh : Fatricia Putri LM
Gorontalo, 02 Maret 2019