Senin, 20 Januari 2020

“Ingat ALLAH tak PERNAH JAUH DARIMU”


“Ingat ALLAH  tak PERNAH JAUH DARIMU”
By : peserta PLP #2020 
Fatricia Putri Laadji 

Pagi itu suasana matahari mulai menyinari Kota Serambi Madinah atau yang kita kenal bersama Kota Gorontalo, Semua peserta diarahkan panitia untuk berkumpul di Mesjid Agung Baiturrahman disanalah titik kumpul semuanya dengan Komando korlap dan beberapa panitia lainnya termasuk Aku. Entah kenapa perasaan resah datang menghampiriku pagi itu, Aku dengan tenang dan tetap berfikir jernih untuk berfikir kembali ada sesuatu yang Aku lupakan. “Hm ,Yap benar sekali Map kuning Laporan kelompokku Aku lupa mengambilnya. Ucapku dalam hati sambil tetap fokus dengan arahan didepan. 

Jam menunjukkan pukul tujuh lewat dua puluh,Aku masih sibuk mencari cara untuk balik ke Ruang Jurusan untuk mengambil Map tersebut hatiku tidak tenang entah kenapa tiba-tiba tubuhku hampir limbung menatap semua peserta yang sibuk dengan bawaan mereka tanpa memperdulikanku mencoba kembali berfikir jernih, Sungguh saat  itu fikiranku kacau serta tidak tahu arah. “Kamu kenapa Dib?. Ucap teman sekelompokku yang menatapku binggung. Aku pun menjelaskan bahwa Map untuk Laporan keompok kita tertinggal di meja ruang jurusan , karena sebelumnya pada malam itu Aku sibuk dan fikiranku pun tak terfikirkan untuk mengambil Map tersebut. Teman sekelompokku yang tadi sempat bertanya pun berinisatif untuk meminjam motor lalu kami berdua pergi mengambil Map tersebut. “Adibah ayo kita balik lagi ke ruang jurusan untuk mengecek Map tersebut. Ucap Fatih yang sudah dimotor siap untuk berangkat kembali ke kampus tepatnya ruang jurusan, Aku pun masih bertanya kepada Ketua Jurusan apakah ruang itu terbuka dan jawaban beliau pagi seperti ini ruang jurusan pasti sudah terbuka kita pun bergegas untuk mengecek kembali Map tersebut , Perjalanan kami membutuhkan sekitar lima menit sampai dikampus dan kami langsung bergegas ke ruang jurusan saat itu Aku benar panik dan takut karena hanya itulah yang akan kami bawah untuk Observasi ke sekolah, sangat disayangkan pencarian kami pun nihil Map tersebut di setiap meja dan lemari tidak ditemukan sama sekali Aku tak bisa menahan rasa amarahku sampai Aku pun meneteskan air mata , Aku terlalu ceroboh dan sampai lupa persiapan untuk PLP hari itu Aku pun menyalahkan diriku . “Sabar Dibah semua pasti ada jalannya kamu nggak salah kok, yang salah itu ketua kelompok nya yang nggak becus mengurus Map untuk laporan kelompok kita. Ucap Fatih menenangkan, serta amarahnya pun keluar menyalahkan ketua kelompok kami.

Dengan mendengarkan perkataannya hatiku pun sedikit tenang walau pun masih ada kerisauan dalam benakku,sepanjang jalan aku berdoa agar selalu dipermudakan olehNya serta diberikan kemudahan dalam segala urusan tak berhenti Aku pun berserah diri sambil  mengangkat tangan dengan menunduk pasrah dalam keadaan berboncengan dimotor yang semakin melaju untuk kembali ke titik tempat kumpul kami. Jarum jam pun tak pernah berhenti bergerak, waktu pun menunjukkan pukul tujuh tiga delapan sekitar delapan menit perjalanan kami pergi dan kembali melihat Bus masih terparkir rapi dan semua peserta sudah masuk di dalam Bus tersebut aku pun turun dari motor dan langsung menaiki bus tersebut dengan tatapan kosong Aku masih belum bisa menenangkab perasaanku masih terasa kacau dan campur aduk di ikuti langkahku dibelakang ada Fatih setelah Aku naik dua menit kemudian Fatih naik dengan suara tergesa-gesa karena sempat berlarian ia pun mengatakan” Dib, Map nya aman ternyata Pak Kajur sudah mengambilnya. Ucapnya sambil berkeringat karena berlarian. “Alhamdullilah . Ucapku hatiku pun sudah tenang mendengar perkataan Fatih. “Makanya konfirmasi dulu sama Pak Kajur baru kita bergegas pergi. Ucap Fatih sambil tersenyum. “Benar juga  sih,maaf tadi Aku terlalu panik. Ucapku senyum malu. 

Perjalanan kami memakan waktu cukup lama 12 jam perjalanan dengan beberapa drama yang kita lihat sebelum berangkat membuat perasaanku kembali bahagia lagi semua Bus melihat adegan yang tak seharusnya kita lihat, Temanku bernama Azzahra yang sudah menikah di usia muda sebelum berangkat pamit pada suaminya dan suaminya pun mencium mesra jidat Azzahra dengan berat hati sambil berpelukkan, air mata pun tak bisa dibendungkan mereka berdua pun saling melepas kepergian dengan pelukan terakhir, setiap peserta yang sudah ada di dalam Bus pun semua terbawa perasaan melihat adengan tersebut Aku pun merasakan hal yang sama sambil senyum sendiri tidak jelas.
 Kemudian satu per satu Bus mulai berjalan dan keluar dari area Mesjid Baiturrahman untuk berangkat ke Manado Sulawesi Utara. Sepanjang jalan Aku mulai menulis disetiap imajinasiku untuk membuat narasi yang bisa menginspirasi orang saat membacanya, Aku tahu jika tidak berusaha maka sama saja sia-sia jadi jika kita berusaha tanpa diiringi doa maka semuanya tidak berguna dengan hati yang mulai kembali gembira sadar Allah tidak pernah sekali pun menutup mata untuk hambaNya yang lemah, dari sinilah Aku sadar Allah tak pernah jauh dariku sekali Aku pernah melupakanNya maka tetap saja Allah akan luluh akan hambaNya yang rapuh tak berdaya serta mengangkat kedua tangan dengan tulus dan berdoa dengan yakin bahwa tiada besar kuasaNya yang maha mengetahui lagi maha melihat pemilik alam semesta yang mampu memberikan segala sesuatu yang di anggap hambaNya mustahil menjadi tidak ada yang mustahil dimuka bumi ini, Aku harap tadi adalah pelajaran berharga bahwa kecerobohanku bisa membuat pelajaran berharga bagiku agar lebih berhati-hati dan disetiap urusanku akan Aku libatkan Allah SWT dalam setiap urusanku.

Setiap perjalanan pandanganku menatap jalanan dengan penuh bertanya selain itu apa lagi yang akan Allah uji padaku sesampai di manado, Biarlah rasa lupa selalu melandaku asal jangan sampai lupa pada Sang Pencipta yang maha segalanya. Gumanku dalam hati.

Sesampai kami di sebuah tempat yang sudah tersedia kami pun beristirahat diri dan menenangkan jiwa untu berfikir kembali , Tempat itu tak senyaman yang dibayangkan bahkan kalau pun ada yang mau menetap disitu mungkin entah bagaimana orang itu akan bertahan tingal ditempat seperti itu. Realita dan Ekspetasi berbeda dengan tempat ini realitanya bahwa nyaman dan sebagainya tapi ekspetasinya , kebalikan dari itu, Ingat kenyataan tak bisa direduksi dari satu sisi saja entah sisi positif maupun negatif serta harapan yang kita percaya bakal terjadi, tetapi berbeda dengan realita yang ada miris nya mereka tak merasa bersalah sekali pun dengan tempat tersebut beberapa oknum mampir untuk berbahagia dan beberapanya lagi beradaptasi dengan peserta yang ada , dasar tipuan semata. Ucapku nihil melihat keadaan yang ada. 

Mendengar isu beredar ada beberapa orang yang jadi kambing hitam termasuk Aku, sayangnya beberapa orang berpendapat sama saja. Andai saja Allah SWT memperlihat cctv asli pada mereka mungkin mereka tak termakan berita yang beredar, dengan hati lapang dan penuh doa Aku menyerahkan semuanya yang maha segalanya yang tahu segala niat baik atau pun buruk hambanya. Jam menunjukkan pukul dua belas malam rasa gerah menghampiriku dan teman-teman sekamarku, sejujurnya kami memang tidak nyaman dengan situasi tempat ini tapi mau tidak mau atau suka atau tidak suka kami harus bertahan empat hari kedepannya ditempat sepeti ini,bersyukur sajalah intinya observasi ke sekolah menulis laporan ,lalu pulang dengan selamat itulah peganganku sekarang.

Matahari mulai mengintip ke bumi dengan pesona sinarnya ,dan Maha Pencipta yang memberi bumbu keindahan didalamnya membuat pagi itu terlihat suasana sejuk dan tenang ditempat ini 4 hari kedepan akan ada suka maupun duka didalamnya. Inilah cerita kami dimulai  di Kota Manado dengan tempat serta waktu yang sudah ditentukan kami semua peserta PLP 1 dengan jumlah 143 peserta sudah di atur oleh panitia untuk berkelompok, Setiap Bus terdiri 23 peserta tambahan ada juga 2 panitia, kami dengan pakaian batik serta bawahan hitam kami semua siap untuk turun disekolah untuk melakukan observasi sebagaimana sudah ditentukan dalam buku panduan Digital ada pula Form atau laporan. Bus kami adalah bus pertama yang berangkat paling depan diikuti bus lainnya, Supir pun membelokkan ke kiri untuk menuju sekolah yang sudah ditentukan yaitu Min 2 Bailang dan Ponpes MA Assalam dengan kilometer yang tidak terlalu laju dengan kemacetan pagi itu membuat riuh jalanan. Salah satu anggota kami pun berinisiatif untuk menggunakan Google Maps untuk cepat sampai menuju sekolah yang kami tujuhkan.

 “Eh gaes bagaimana pakai Google Maps saja agar cepat sampai pada tujuan. Ucap Bima yang sedari duduk disamping supir. 
“Ya sudahlah kita ikuti saja biar cepat sampa dari pada Bus lainnya. Ucap Vio menyetujui sambil bertanya pada teman-teman yang tidak ada respon. Belok kan demi belokkan kita lalu sampai pada satu Gang yang terlihat sempit, “Eh bus disini bisa keluarkan. Ucap Dika. “Iyalah kan sudah menggunakan Maps masa nyasar. Ucap Bima penuh dengan keyakinannya. 

Sampai pada jalan yang terdapat mobil derek dan ada beberapa mobil lainnya, Sopir pun terlihat binggung jika maju jelas sangat nihil akan berhasil keluar adalah pilihan terakhir mundur kembali ke jalan awal yang membuat Bus terjebak jalan buntu, Setengah jam berlalu Bus belum bisa berbuat apa-apa sebab tidak ada tempat untuk berputar semua peserta dalam bus binggung serta sudah jam 08 : 30 AM, sudah hampir setangah jam tapi tetap saja belum menemukan jalan untuk keluar dari Gang kecil ini semua peserta pun riuh menyalahkan Bima karena ide nya yang cukup berlian”Bodoh” sampai Bus yang kami naiki harus terjebak seperti ini. 

Beberapa orang membantu untuk Bus bisa berbalik arah ke jalan besar tak disangka percobaan pertama pun gagal , dengan begitu banyak peserta membuat Bus sangat susah untuk berbalik arah supir pun mengatakan para penumpang diharapkan turun agar mudah bisa berbalik arah peserta pun mengikuti arahan supir, Aku dan diikuti teman lainnya pun turun dalam hati Aku berdoa semoga Allah SWT mempermudah segala urusan ini ,sebab waktu cepat berlalu dan beberapa menit Bus bisa berbalik arah ke jalan besar dan seperempat jalan Bus mengalami kendala lagi bahwa ban belakang bermasalah ,kami pun harus turun kembali dan menunggu Bus selanjutnya. Beberapa saat kemudian bus yang kita nantikan datang dengan perasaan gembira
kami pun naik bus lain agar tidak menghabiskan waktu percuma berada disini, Tak memakan waktu lama sudah sampai di tempat tujuan dengan catatan kami akan dijemput sebelum jam 12 siang ,kami pun setuju dengan kesepakatan tersebut.

Berpijaklah kelompok kami  di sekolah Ponpes Ma Assalam Manado, pembimbing kami pun mengarahkan dan guru yang berada disekolah itu menyambut kita dengan baik dan ramah kami pun senang bisa diterima dengan baik disekolah ini. Beberapa orang pun berbagi tugas untuk melakukan observasi disekolah ini dan, berhubung siswa dan siswi dipisahkan karena sesuai peraturan yang ada Aku pun bertugas menjadi seorang guru dikelas kelas XI B siswi nya menerima kita dengan baik dan sopan santun , kami pun memulai melakukan observasi sesuai pedoman yang kami baca .
Siswi pun senang adanya kehadiran kami sampai ada beberapa siswi yang minta nomor whatsApp mungkin mereka nyaman dengan cara mengajar kami, selepas beberapa edukatif serta motivasi yang kami tutup untuk mengakhiri pelajaran ini kami pun memohon maaf jika ada salah kata sebab kami pun masih belajar. Setelah itu kami pamit dengan guru yang berada di sekolah itu serta berfoto untuk mengambil momen ,lalu Bus pun menjemput kami pun lanjut ke kampus IAIN Manado selepas dari kampus IAIN manado kami pun sholat di mesjid kampus tersebut dan makan dan melanjutkan kegiatan yaitu Dialog Regional Program Studi Pendidikan Agama Islam setelah setengah jam berlangsung kami pun menuju Kawasan Megamas disana semua sibuk dengan kebutuhan masing-masing. 

Adzan pun mengema disatu penjuru mesjid dan dengan toleransi yang sangat dijaga tanpa menyinggung agama lainnya adzan dengan merdu menandakan waktunya kita bergegas menunaikan sholat sebagaimana mestinya adalah kewajiban. Setelah selesai , kami pun makan malam dan ada beberapa perdebatan kecil yang membuat sedikit riuh beberapa orang pun menenangkannya selesai perdebatan setiap bus pun bergegas kembali ke Penginapan.
Beberapa orang harus tinggal dalam kenangan bukan untuk dikenang tapi untuk dilupakan , hari itu setiap tulisan selalu menggunakan Analogi istilah, terutama hati. Itulah caraku untuk memulai menulis setiap rinci pelajaran baru hari itu yang kian berlika-liku yang harus  dijalani. Mengartikan rasa lewat logika dengan sejuta peristiwa-peristiwa yang terjadi di Mess Haji Manado membuat Aku melihat kembali keimanan seseorang mampu diporak-porandakkan syetan,Beberapa orang kerasukan dan entah kenapa beberapa orang berpura-pura jadi-jadian padahal  akal mereka sehat mungkin karena lapar yang melanda hari itu mereka tak bisa berfikir jernih, setelah kejadian itu Aku pun mengambil kesimpulan amanah yang diberikan adalah tanggung jawab yang besar permasalahan kecil atau pun besar intinya jika kita melibatkan Allah SWT setiap sela-sela permasalahan kita maka semua akan dipermudahkan. 

Pagi hari ini tak seindah pagi yang pertama kali menyapaku, kini pagi ini semua diam membisu tak berkutip sibuk dengan urusan masing-masing sampai ada yang bahagia menetap,ada yang ingin sekali cepat kembali, ada pula yang menyesal datang ada pula yang membuat suasana riuh dan ada pula beberapa orang yang tidak tahu menahu persoalan rumit yang dikabarkan berita yang beredar tersebut.  Sekarang mari kita mengulang dari awal? , saling memaafkan dan saling melupakan, bukankah Allah SWT sudah katakan dalam surah(Q.S Ali Imran: 134), untuk saling memaafkan sesama hamba ingat tak ada hamba yang pintar bijak atau pun sempurna ,Tapi hamba yang mau mengakui kesalahan dan saling memaafkan. Indah bukan jika kita saling memperbaiki diri? , belajarlah dari kesalahan itu dan buatlah menjadi pengalaman berharga bukan untuk orang lain tapi untuk diri kita sendiri sekali lagi “Ingat Allah tak pernah menjauh darimu,Tapi kamu yang perlu mendekatkan diri lagi”.


Gorontalo,21 Januari  2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar