"Mencintai Sendirian"
Buatlah aku jadi amnesia.
Jika memilih menghapus, maka akan kupilih mungkin ia digariskan akan ada disana. Sudahlah, manusia akan lupa pada saatnya waktu hanya memperlambat keadaan. Perasaanku bukan seperti bumi atau mentari,Tapi seperti telapak kaki, yang siap melangkah kemana pun dan dimana pun kau berada.
Sekuat seseorang memendam akan kalah dengan menyatakan. Sehebat hebat orang akan menunggu akan kalah oleh yang menunjukkan, Jadi dimanakah posisimu sekarang?
Ternyata hidup itu harus punya pilihan.
Melangkah maju atau menetap dan tak tahu arah. Seperti kita! kadang terbelenggu itu menyiksakan batin. Kita hanya perlu memposisiskan dimana letak dia sebenarnya dan seperti apa kedepannya. Tujuan adalah langkah awal jika tak punya tujuan jadi tak punya jalan untuk menjadi pemberhentian terakhir. Gundah didalam lubuk ini terbesit kata untuk pergi, tapi inginku mencari kesalahanmu agarku tak menatapmu berharap lagi. Bisakah mengerti posisiku?
Bosan juga jika hanya berdoa...
Toh tetap akan terdengar, walau ujungnya kecewa akan ku dapat !
Coba saja jika aku sudah memutuskan untuk pergi dari awal pasti tak akan ada isak atau pun tangis yang terdengar. Anehnya hari ini kita seperti biasa tak menghiraukan 'kepastian' malah sibuk dengan dunia kita masing-masing.
Sakit ternyata mencintai sendirian, tapi aku yakin semesta tahu bahwa rasa sakit ini tak sebanding dengan pengorbananku yang entah berapa puluh kali jatuh, lalu bangkit!
Konsekuensi adalah harapan terberat,dan bahagia hanyalah bonus dari pengorbanan akan ada dimana masa tidak baik-baik saja akan usai,akan ada dimana jarak akan memisahkan kita,waktu tak akan mempertemukan kita lagi, rindu akan menjadi sendirian dikala semua sudah menghilang.
Aku mencintaimu. Dan kau mencintai dia,tapi dia mencintai orang lain.
Bukan menjauh tapi hanya memastikan bahwa akhir cerita bahwa aku akan baik-baik saja, dan hanya kata 'maaf'terucap.
Dijalanan yang penuh kerisauan entah mengapa tanda tanya muncul dikepalaku, jika sekarang kau biasa-biasa saja
Lalu sebenarnya kita ini apa? Dua orang yang tersesat dijalan? lalu dipertemukan dalam satu arah yang sama? ataukah hanya sekedar singgah sesaat.
Seperti kata Einstein hidup itu seperti sepeda perlu keseimbangan,tapi entahlah kadang aku terpuruk sendirian meratapi yang tak perlu diratapi, menangisi yang tak perlu ditangisi.
Hari ini dengan berat hati, aku harus memperjelas semuanya kita hanya dua orang yang salah arah lalu dipertemukan dalam jalan yang sama, kita hanyalah rangkaian cerita yang telah usai yang seharusnya tak pernah terjadi, aku harus pergi.
Entahlah jika meninggalkan itu lebih baik mengapa tidak? toh,hati terlanjur memilih.
Kebodohan ku mungkin pergi, tanpa pamit tapi itu ada alasan dibalik semua itu. Dan kau tak perlu tahu terkesan aku seperti misterius kala itu matamu terpilih untuku tatap, kita selalu menata hidup apa yang tersisa aku sudah genap dalam mengingatmu segala cerita, kubungkus rapat dalam kardus tertata rapi dimemori kecilku. Hal yang menganjil telah aku genapkan agar kau tak susah payah untuk memikirkannya. Jadi tenang saja!
Beberapa orang harus ditinggalkan dalam kenanganmu, dan beberapa kenangan harus selalu ada dalam hidupmu...
Mundur perlahan bukan berarti menyerah memperjuangkan,tapi jika perjuangan kita tak pernah ternilai mengapa harus diperjuangkan? Lalu masih ada kata 'memperbaiki'apakah tidak mau digunakan? Jelas tidak, sudah cukup hati, jiwa, perasaan selalu diperbaiki setiap saat hingga menimbulkan luka yang menganga dan susah untuk disatukan kembali. Begitulah aku sekarang!
Lelah mengejar dan kau selalu melarikan diri dari kenyataan, sungguh jika tukar posisi kau pasti akan melakukan hal yang sama. Jika 'kepastian' bukan bukti konkrit sebaiknya jangan dilanjutkan.
Jika tuhan belum mempertemukan kita mungkin ia sedang mengulurkan waktunya terlalu banyak untuk pertemuan singkat kita. Tenang saja skenario sudah ada yang mengaturnya!
Ketika semesta tahu senja itu ada, aku hanya duduk menatap senja sambil ternganga, bukan lagi kita, tapi hanya Aku sendirian. Kau bisa mengatakan kepadaku bahwa 'pengecut',tapi lebih pengecut mana dibandingkan orang yang kau cintai malah meninggalkanmu.
Aku pergi...
Ingat aku tak akan menoleh jika masih kau!!!
Oleh : Fatricia Putri LM
Gorontalo, 08 maret 2019
Sajak tentang sih pengecut yang seharusnya sudah ku lepas dari awal ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar