Senin, 16 November 2020

"Aku dan Kota Eropa" #2


 Aku dan Kota Eropa #2


Burung burung merpati berkerumun dihalte tralibun Baumanskaya. Tepat aku sedang berdiri sendiri menatap pemandangan dimusim semi yang indah di Eropa. Lihatlah segerombolan burung merpati ini sangat menanti musim semi dan kemudian ada burung jantan dan betina yanh ditakdirkan bersama hingga bisa memiliki keturunan yang meneruskan kehidupan mereka selanjutnya. Ingat musim semi kali ini bukan hanya dinantikan oleh makhluk berbulu tetapi manusia seperti aku. Kini aku menatap ponsel yang berisi pesan, permintaan maaf Mama yang belum bisa mengirimkan uang saku untuk ujianku yang akan diadakan dua hari lagi. Kebutuhan kuliahku dan kebutuhan dapur pun sudah kehabisan stok untuk bisa melanjutkan sisa perjuangan.


"Assalamualaikum, Nak. Mama mau jujur. Mama mendapatkan kompensasi uang haram untuk meluluskan korupsi penyeludupan uang senilai beratus miliaran. Tapi mam tidak mau mengambil joh seperti itu. Mama akan mencari uang halal untuk kehidupan kita Nak. Han, kamu yang sabar yah mama akan tetap berusaha semaksimal bisa mengirimkan uang untukmu. Rajin beribadah jangan lupa, kalau rajib belajar mama tahu kamu ahlinya. Miss you too Hannah anakku. 


Dari Mama. 


Membuka lagi dan membaca setiap sudut bagian pesan dari mama yang terkadang mengharukan pekerjaan mengharuskan ia harus memilih antara ia mengambil tawaran kompensasi atasannya atau memilih mencari uang halal yang siap ia kirimkan padaku, dan sekarang pemandangan ini membuat linangan air mata mengingatkan senyum mama yang tak pernah lelah untuk menyekolahkanku. Sungguh mama pahlawanku. Ucapku berjalan dan menyeka air mata yan sudah terlanjur membasahi pipi.


Aku ingat betul saat pertama kali ke Eropa aku bertemu dengan sosok lelaki yang berwajah blasteran dan sok kenal serta sok peduli sama aku, Pagi itu setelah sarapan, aku duduk di indoor untuk menikmati musik semi kota Moskwa sambil menunggu jemputan untuk pulang, tapi sejam lalu sampai minumanku mulai dingin jemputanku tak kunjung datang. Ada sosok lelaki menatapku dengan sendu dan menghampiriku. Hai gadis? (Hai Ladies? ) mengapa wajahmu seperti sedang menangis?(Why your face looking sadness? . ). Aku pun terbangun dari lamunan dan langsung melekatkan kedua telapak tanganku dan menjawab Assalamualaikum, dan langsung meninggalkan orang tersebut. 


Musim semi kali ini penuh harapan, semi kali ini penuh rahmat Tuhan untuk makhlukNya yang hampir binasa terbelenggu akan musim dingin yang ganas. Moskwa terasa hangat dan tenang. Pucuk pucuk pohon mulai bergoyang diterpa angin, pohom pohon bereozka bergerak ke kiri dan ke kanan seperti tubuh para sufi yang nikmat berdzikir dihempus semilir angin 


Setelah berjalan kaki dari caffe tersebut aku pun beranjak ke rumah dan melihat Radeya bersama Zhafran mereka mengetuk pintu rumahku. Aku melihat mereka dari semak-semak pohon. "Buat apa mereka ke sini hari ini kan kuliah  Ms Annastasia Pozzio sedang berlangsung. Ucapku lirih dan memperbaiki ranselku.


"Nah, Zaf itu sana Hannah. Ucapan Radeya langsung menghampiriku. 


Aku menunggu mereka pergi tetapi mata Radeya tak pernah jauh dari yang namanya CCTV ia cepat melihat ke arahku yang sedang melamun dibalik semak semak. "Eh, kalian. Ucapku terbata. "Assalamualaikum Hannah. Ucap Zhafran. 

"Waalaikumsalam Zaf. Eh Han ngapain disemak semak?, tanyanya. "Hm, biasa pasti mau menghindari kita lagi. Ucap Radeya yang mulut tidak bisa diam kecuali sedang makan. "Ehh, nggak kok, kalian ngapain?, tanyaku. "Kami kira kamu sakit  atau butuh bantuan jadi kami sesama teman kamu yang se-indonesia menjenguk kamu Han, bukankah dalam Islam menjenguk orang sakit itu dapat pahala. Ucap Radeya lagi. "Ihh, dey. Aku nggak sakit kok. Cuman lagi cari angin aja tadi makanya keluar. Ya udah yuk mampir ke rumah dulu, ucapku malu mata Zhafran tak pernah lepas dari pandanganku. 


"Kalian duduk dulu aku buatin teh hangat untuk kalian. Ucapku meninggalkan mereka tetapi disusul oleh Radeya. "Eh, aku jangan teh inikan musim panas, masa sih kamu mau badan kami berlinang keringat. Hehe. Bercanda Han. Ucapnya. Aku langsung menarik Radeya ke dapur dan menanyakan kenapa ia membawa Zhafran ke rumahku. Katanya ia rindu sama wajah kamu jadi aku bawah deh. Ucap Radeya mengejek."Ih Radeya Putri Abqura. Ucapku memanggil nama panjangnya. "Kenapa Hannah Nayyara Salama. Ucapnya mengejek memanggil namaku. 


"Setelah habis minum bawa dia pergi dari rumahku, aku nggak mau Ibu Samirah setelah ia pulang dari kerja ia melihat lelaki masuk ke rumahnya bisa saja ia bisa memarahiku. Ucapku memperingati Radeya. "Baiklah bos. 


Tak sampai setengah jam Radeya dan Zhafran setelah menghabiskan minuman mereka langsung bergegas pergi dengan mobil sport Zhafran dan aku mengantarkan mereka sampai ke depan rumah sampai mereka melaju dengan kecepatan mobil sport sampai tak terlihat lagi mobil mereka. 


Mereka adalah temanku di kampus dan dari semester 1 sampai semester 5 sekarang aku ada hati dengan Zhafran, tetapo sayangnya ia banyak didekati wanita. Radeya adalah sepupunya Bunda Radeya dan Mama Zhafran bersaudara jadi mereka kuliah bersama di Eropa karena Zhafran diberikan amanah untuk menjaga sepupu itu. Tapi sayangnya aku mulai tenggelam perasaan suka kepadanya semenjak ia di dekati teman sekelas kami namanya Sarah Noura ada campuran indonesia tapi ia fasih dalam bahasa inggris.



***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar