"Mendung Asap Robusta"
Terlampau air mata
Canduku kau abaikan.
Bak awan hitam robusta.
Bautnya mati perlahan
Senda gurau tak kuabaikan.
Nisan tinggal nama.
Sekelebat hati jadi tawanan.
Bermukim dalam sahara.
Pulang tak kembali.
Alih alih jadi saksi bisu.
Awan kali itu tak kembali.
Terkepal hangatnya robusta.
Menjadi pengaduk dalam duka.
Hingga tawa dalam aroma.
Senyum berbekas pada nestapa.
Memori menjadi kaldu penikmat rasa.
-Fatricia Putri LM
Gorontalo,04 Desember 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar