Bahkan, kau tidak sadar
Bait tentangnya ,hanya mimpi bersandar.
Alih-alih aku merindukanmu kembali.
Karena sejatinya, bait itu hanyalah ilusi.
Penatku hilang di hembus angin sepoi-sepoi.
Risauku pupus bersama tawamu yang abadi.
Perlahan aku mulai menyelam lalu tenggelam
Menjauh dari sendu keheningan terpaan.
Andai penantian menjadi bukti kenyataan.
Setitik cahaya kian tersenyum dalam untaian.
Dalam alunan kata sang langit masih bernostalgia.
Memimpikan keindahan rasa bertaburkan bahagia dan kecewa.
Rasa kenikmatan mulai membiarkan asa melambung keawan.
Memimpikan angan-angan yang ada dalam bayangan.
Menghimpun selaksa riuhnya rindu di bibir imaji asa
Dengan sebatas sapa yang terpaksa menyapa.
Jangan tanya lagi bila sisanya tiada yang terisi
Rasaku terbagi setelah senja melepas pergi.
Menenggelamkan kata menjasi pelipur lara ketika sunyi.
Maka biarlah aku menyimpan memori ini sendiri.
Gorontalo, 28 September 2020
Fatricia Putri LM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar