"Rumah terasa Asing"
Anggap saja hari esok tidak ada.
Mereka menganggapku
bagaikan sudah tiada.
bagaikan sudah tiada.
Tak berbicara padaku,
sampai hati terasa terluka.
sampai hati terasa terluka.
Aku diam seketika memikirkan,
Apa kesalahanku pada mereka?
Apa kesalahanku pada mereka?
Berfikir, bertanya?, Tak ada jawaban.
Tujuanku sebenarnya mencapai masa depan.
Meraih kehidupan yang sesungguhnya.
Dan menghindari zina dimuka bumi yang ada.
Andai mereka sepemahaman denganku.
Mungkin mereka paham dengan maksudku.
Sekarang asing adalah kata yang menggambarkan diri.
Berdiri sendiri tanpa ada saudari yang mengomentari.
Tentang pilihanku menikah muda yang akan terjadi nanti.
Aku harap, kalian paham posisiku saat ini!.
Sependapat berarti menghargai pilihanku.
Tapi mereka enggan berkomentar.
Baik itu mau kalian!. Aku juga punya
perspektif sendiri.
perspektif sendiri.
Hilang ditembus malam larut
terbasuh hujan.
terbasuh hujan.
Tenanglah kawanku ,
aku lekas pergi takkan kembali
aku lekas pergi takkan kembali
Tunggu saja sunyi memaksaku untuk pergi.
Dan kini rumah diterjal sepi
dan merasuki ruang mati.
dan merasuki ruang mati.
Tuhan ini lambaian tanganku
yang menyerah dengan cobaan.
yang menyerah dengan cobaan.
Sementara diri masih saja terbesit untuk mempersiapkan kematian.
Kotamobagu, 21 Maret 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar